Other-Race Efek Dan Pemicu Kemiripan Muka Orang Korea

Other-Race Efek Dan Pemicu Kemiripan Muka Orang Korea

pulautidung-hoki.com – Saya salah satunya dari sedikit orang yang memandang muka orang Korea (Selatan) sama semua. Karena itu saya kerap kesusahan membandingkan muka beberapa bintang drama korea, terkecuali Song Joong-ki. Ketakmampuan saya membandingkan muka setiap aktor di sinema Korea sebelumnya pernah dinilai mantan rekan sekolah karena saya benar-benar tidak paham siapa pun artis dan artis yang bermain di Ruang Sweepers selainnya Song Joong-ki. Saya katakan, “Habis wajahnya sama semua. “

Lalu rekan saya dengan ngototnya katakan jika muka orang Korea itu gampang diperbedakan dari orang Jepang dan Tiongkok, apa lagi sama-sama Korea, mudah sekali bedainnya! Hoo, sebenarnya saya belum pintar membandingkan mana orang Jepang, mana Tiongkok, mana Korea. Hanya dapat bedain orang Singapura, karena sebelumnya pernah ada di sana.

Walau sebenarnya profesor psikologi dan peningkatan manusia dari Kent State University Daniel Levin memperjelas jika psikologi kognitif sudah memperlihatkan bukti jika muka manusia tidak ada yang masih sama. Mereka berlainan keduanya dalam soal feature detil seperti lebar, panjang, ukuran hidung, dan warna mata. Namun, bukan tanpa ada alasan saya berpandangan jika orang Korea wajahnya sama semua. Pertama, saya menyenangi film dari beragam negara dan sebelumnya tidak pernah fanatik menyenangi film Korea saja, Hollywood saja, atau Indonesia saja. Muka bintang film India juga saya kira sama semua, terkecuali Shah Rukh Khan. Kedua , rupanya ada argumen ilmiah mengapa ada orang berpikir muka orang Korea semua sama. Hal ini terjadi ke orang Afrika yang memandang muka orang Eropa sama semua.

Other-Race Efek

Kesusahan membandingkan muka antar-orang dari ras yang tidak sama ini namanya other-race efek atau juga dikenal dengan istilah the own-race bias. Forbes berisi jika istilah ini ada sebagai sela psikis dan sudah didalami sepanjang beberapa dasawarsa semenjak imigrasi umum antarbenua diawali. Timbulnya other-race efek muncul karena kita biasanya habiskan semakin banyak waktu menyaksikan dan berhubungan dengan beberapa orang dari ras kita. Dari sanalah selanjutnya munculkan “kepiawaian perseptual” pada karakter orang yang serupa sama kita. Perseptual ialah suatu hal yang terkait dengan kekuatan untuk menerjemahkan atau mengetahui suatu hal lewat indera. Contoh dari “kepiawaian perseptual” dapat disaksikan dari pemahaman orang Barat dan orang Afrika.

Baca Juga : Rahasia Kelam di Balik Sejarah Trend Operasi Plastik di Korea Selatan

Orang Barat punyai variabilitas warna rambut yang bermacam, karena itu mereka kemungkinan condong membandingkan ras lain dari warna rambutnya. Sementara itu orang Afrika punyai variabilitas warna kulit yang berbeda, hingga sangat kemungkinan secara perasaanah mereka menyaksikan warna kulit terlebih dahulu untuk membandingkan ras lain. Sebetulnya tak perlu jauh sampai ke Afrika, other-race efek kerap menghinggapi kita yang ada di pulau Jawa. Kita kerap memandang orang Papua wajahnya sama semua, ya, kan?

Meskipun Papua sisi dari Indonesia dan bersaudara setanah air sama kita, orang Papua termasuk dalam ras Melanesia atau Melanesoid. Ras Melanesia adalah leluhur orang Indonesia yang berras Malayan-Mongoloid. Karena berbeda ras jadi tidak bingung jika ada antara kita yang menyaksikan muka-orang-Papua-kok-sama-semua ya. Profesor Lawrence White dari Beloit College menjelaskan jika study sudah menunjukkan jika sikap rasis malah tidak ada hubungan sama orang yang alami other-race efek. Sikap rasis asal dari pertimbangan, bukan dari hasil visual.

Sebuah study yang mengikutsertakan 40 simpatisan ungkap jika orang dari sesuatu ras lebih betul setiap kali mengenali terdakwa dari ras mereka sendiri. Tujuannya, jika ada saksi kejahatan dan ia disuruh mengindentifikasi terdakwa lalu ia diberikan beberapa terdakwa yang berbeda ras, ia akan pilih terdakwa dari rasnya sendiri. Ndilalah, terdakwa dari rasnya sendiri tersebut yang aktor kejahatan.

Tetapi hal berlainan tiba dari psikiater forensik Dr. Van Golde yang bekerja sama dengan beberapa mahasiswa dalam Sydney Exoneration Proyek, sama seperti yang termuat ABC Australia. Menurut Van Golde other-race efek malah mempunyai potensi membuat permasalahan hukum. Jika kita punyai permasalahan atau dapat tindak kriminil dari ras lain, kita dapat salah mengenali aktor karena hanya orang yang kita tuduh itu asal dari ras yang masih sama seperti sang aktor asli. Jika demikian orang Korea wajahnya terlihat sama penyebabnya akibat kita mengalamiother-race efek, bukan lantaran kita rasis atau memandang mereka sama operasi plastik?

Muka Yang Sama Jadi Standard Kecantikan Korea

Vokalis populer yang pakar bedah plastik dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP-RE ataupun lebih dikenali nama Tompi, dalam wawancara dengan suara.com, menjelaskan jika muka orang Korea kelihatan sama karena terkait dengan template bedah plastik di negeri ginseng itu. Disebutkan Tompi jika dokter di Korea telah mempunyai topography muka. Mereka telah mempunyai ukuran elok berdasar jarak ukur antarmata, lebar bola mata, jarak mata ke dalam hidung, jarak hidung ke bibir, dan yang lain yang telah pakem . Maka mereka tinggal kerjakan sama sesuai pakem itu, karena itu dari hasil bedah plastik itu terlihat sama. https://www.pulautidung-hoki.com/

Apa yang disebutkan Tompi terlihat ada betulnya. Pada laporan usang yang termuat Business Insider tahun 2018 menyebutkan Korea Selatan sebagai ibukota operasi plastik dunia pada tingkat operasi kosmetik nyaris 1 juta proses satu tahun. Orang dari semua seluruh dunia tiba Korea untuk lakukan bedah plastik. Yang disampaikan Business Insider lima tahun kemarin tidak berbeda jauh dengan yang termuat pada World Population Ulasan yang masukkan Korea Selatan sebagai negara dengan operasi plastik paling banyak 2022.

Seoul Cosmetic Surgery menyebutkan jika bedah plastik adalah salah satunya hadiah ulang tahun dan kelulusan umum yang diberi orangtua ke anaknya. Indonesia juga alami peristiwa serba oplas ini, sebetulnya. Jangankan selebritas dan sosialita, operasi permak hidung, dagu, bibir, dan pipi telah terbiasa di kelompok orang biasa, asal ada duitnya. Di Jakarta, yang saya mengetahui, di sekitar Jalan Ciniru, Jalan Ciranjang, dan Jalan Citayam di Kebayoran Baru ada klinik bedah kecantikan yang dokternya berkeahlian seperti dokter di Korea. Hasil operasi plastiknya mulus dan bagus.

Untuk saya yang alami other-race efek, muka orang Korea terlihat sama semua karena bentuk muka mereka semua oval dengan dagu lancip, hidung bercuping kecil yang tidak mancung, tetapi pun tidak pesek, dan rahang yang tirus sementara prianya punyai rahang persegi yang tegas namun masih tetap punyai muka yang cute.

Bagaimana agar kita tidak terkena other-race efek ?

Jennifer L. Eberhardt pada bukunya yang dengan judul Biased menulis langkah menghindar dari other-race efek. Satu diantaranya ialah kerap punyai pikiran positif mengenai orang dari ras lain. Dengan demikian otak kita akan terstimulasi untuk menyaksikan muka ras lain dengan cermat dan temukan ketidaksamaan antara ras tersebut.

Kedua , rajin berhubungan dengan ras lain. Pemandu rekreasi. beberapa anak yang belajar dalam sekolah internasional, dan digital nomad condong tidak punyai permasalahan other-race efek karena mereka terlatih berhubungan sama orang dari ras lain.

Ketiga , jika menonton film asing, entahlah itu Korea, Bollywood, Holywood, atau Tiongkok, perhatian baik muka dan nama beberapa pemainnya, jangan hanya saksikan episodenya saja, ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *